ROKOKBET : LINK LOGIN SITUS TOTO ONLINE TERPERCAYA

Kisah Hidup ”Rungkad” Pejudi ”Online”

Bagi kalangan bergelimang uang, judi Nana4D mungkin menjadi sekadar permainan bersenang-senang. Namun, bagi kalangan ekonomi menengah ke bawah

Bagi kalangan bergelimang uang, judi Nana4D mungkin menjadi sekadar permainan bersenang-senang. Namun, bagi kalangan ekonomi menengah ke bawah, judi menjadi pertaruhan hidup yang bisa menghancurkan segalanya. Habis-habisan alias rungkad.

Seorang pejudi akut menceritakan kisahnya di sebuah restoran di tepi Teluk Jakarta, Sabtu (11/11/2023) malam. Sambil mengisap dalam-dalam asap rokoknya, Oni (28) mengingat lagi momen krusial yang membuat hidupnya rusak akibat judi.

Karyawan swasta yang bekerja di Jakarta Utara ini sebetulnya sudah mengenal judi online (judol) sejak lima tahun lalu. Namun, intensitasnya dalam berjudi baru menguat pada 2021. Ketika itu, dia menang besar dari judi slot bernama mahjong bikinan PG Soft.

Pertama kali mencoba, Oni memasukkan uang deposit ke sebuah situs judi sebesar Rp 50.000, lantas memutarnya di gim mahjong. Uang itu lenyap dalam sekejap. Penasaran, dia deposit lagi sebesar Rp 100.000 dan meledak! Total kemenangan yang diraihnya malam itu mencapai Rp 15 juta. Sejak itu, dia bermain judi situs toto slot setiap hari.

”Momen itu yang enggak bisa gue lupa dan bikin gue sehancur sekarang,” ujarnya.

TIM KOMPAS

Seorang pria bermain slot di kasino Hotel Holiday Palace Sihanoukville, Kamboja, awal Desember 2023.

Kemenangan besar malam itu turut mengerek mental bertaruh pria lajang ini. Sebelum meraih jackpot (kemenangan utama), Oni hanya berani menaruh deposit ratusan ribu. Namun, setelahnya, Oni menaikkan nominal deposit secara progresif. Bahkan, puncaknya, ia pernah memasukkan uang ke situs judi sebesar Rp 10 juta.

Saat uang gajinya sebagai karyawan biasa tak lagi cukup meladeni hasrat judi yang membara, Oni mencari dana dari pinjaman online (pinjol). Ia pun memasuki tahapan ekstrem dan berbahaya dari riwayat pejudi modern, yakni terikat oleh duet maut judol dan pinjol.

Oleh karena Oni punya penghasilan tetap, tagihan pinjol mulanya masih bisa diselesaikan. Dia tetap aktif bermain judi slot sambil menunggu kemenangan besar itu datang lagi. Dia loncat dari satu situs ke situs lain. Ia pertaruhkan uang di berbagai jenis gim slot.

Terpuruk

Sebelum betul-betul terpuruk secara finansial, Oni sempat meraih kemenangan besar berikutnya, yaitu sebesar Rp 37 juta, saat bermain di gim slot Hot Fiesta yang disediakan Pragmatic Play. Akan tetapi, uang ini tidak tahan lama karena selain untuk membayar cicilan pinjol, dia juga butuh modal untuk tetap beraksi di berbagai situs judi.

Dengan pola seperti ini, utang pinjolnya bukannya berkurang, malah menjadi-jadi. Sebab, setiap kekalahannya harus ditambal dengan pinjaman di aplikasi pinjol baru karena cicilan di aplikasi pinjol lama sudah jatuh tempo dan mesti dibayar. Oni pun mulai kusut. Terbayang para penagih pinjol yang akan menghubungi keluarga atau kantornya.

Ibunya juga meminjamkan uang Rp 17 juta untuk menutup utang pinjol Oni. Namun, pinjaman ini ibarat menggarami lautan saja jika dihadapkan dengan utangnya yang sudah tersebar di banyak pinjol.

”Kalau ditotal, ada Rp 120 juta. Tapi, ini agregat, ya. Kan, gue habis bayar langsung minjam lagi. Gue pinjam buat main judi, kalau menang langsung bayar. Kalau kalah, pinjam di pinjol lain lagi,” ucapnya.

Lantaran pinjaman dari ibunya belum cukup, Ia pun harus menjual barang pribadi. Hasilnya sebagian besar untuk bayar utang pinjol dan disisakan sedikit untuk diputar lagi di situs judi. Siapa tahu, setelah hancur lebur begini, bandar mau berbaik hati dan bisa membuatnya sedikit bisa ”bernapas”. Begitu batinnya.

Ia pun akhirnya menjual sepeda motornya kepada teman tongkrongan. Ternyata hasilnya masih kurang dan tak bisa melunasi semua utang. Dia pun terpaksa menjual koleksi compact disc (CD) dan kaus band metal favoritnya yang sudah dikumpulkan sejak SMP.

Perkara menjual motor, dia masih santai. Toh, nanti kalau sudah ada uang bisa dibeli lagi. Namun, saat harus melego koleksi yang punya nilai sentimental, batinnya bergejolak. ”Sampai di rumah, gue nangis,” kenangnya setelah menjual 150 CD dan 40 kaus senilai Rp 10 jutaan.

Oleh karena utang pinjolnya ada di banyak aplikasi, hasil dari semua barang yang terjual itu masih belum melunasi semuanya. Keadaan ini diperparah karena dia masih main judi slot hingga kini.

”Slot ini gila. Bahkan, gue memandangnya lebih parah dari narkoba,” katanya.

Berawal di tongkrongan

Ketertarikan bermain judi online bisa bermula dari tongkrongan. Seperti pengalaman pemuda di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Damar (20), bukan nama sebenarnya, seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Mataram, sehari-hari juga bekerja sebagai tenaga pemasaran di salah satu operator seluler swasta. Ia mengaku baru terjun ke judi daring sekitar dua bulan terakhir.

Pada mulanya, ia melihat teman-temannya di satu tongkrongan bermain judi daring dan mendapat kemenangan. Teman-temannya datang dari berbagai latar belakang, seperti mahasiswa, pekerja, bahkan polisi. ”Dia depo cuma Rp 10.000 sudah bisa dapat uang. Lebih gampang nyari uang,” kata Damar, Selasa (14/11/2023).

Damar, yang bermain mahyong di situs judi Senju333 menggunakan perangkat iPhone 7, mengaku modalnya bermain judi dari uang kiriman kakaknya yang bekerja di Australia. Ia menerima kiriman sekitar Rp 2 juta.

Damar mengatakan, selama bermain, ia beberapa kali menang dan kalah. Kemenangan terbesarnya adalah Rp 2 juta dengan deposit Rp 150.000. Sementara kalah terbesarnya Rp 400.000. ”Pas menang itu enak. Kalau sudah kalah, walaupun bukan uang kita, ada enggak enak. Ada beban rasanya,” kata Damar.

Hanya teman-teman tongkrongan yang mengetahui Damar bermain judi daring. Sementara keluarga tidak ada satu pun yang mengetahui. Ia saat ini tinggal berdua dengan ayahnya yang juga sudah tidak bekerja lagi.

Damar mengaku belum separah para pejudi daring lain. Meski demikian, Damar mengaku belum sepenuhnya berhenti. Dia masih sesekali membuka situs judi online Senju333. Agar tidak terlena, dia berusaha menahan godaan dengan tidak mengisi saldo rekening atau dompet digital.

”Uang saya tarik semua. Tidak ditaruh di M-Banking atau di e-wallet yang bisa memudahkan deposit. Kalau deposit, biasa dari M-Banking dan e-wallet. Uang taruh di rumah dan bawa Rp 50.000 saat keluar supaya bisa nahan godaan,” katanya.

Grup bertobat

Para pejudi pada akhirnya sadar bahwa berjudi menjadi bentuk kecanduan yang sulit mereka atasi. Di ruang cakap-cakap virtual, seperti Whatsapp (WA), mereka membentuk semacam ”support group”, salah satunya grup WA bertajuk ”Hijrah Community”.

Grup yang baru beranggota 190 orang itu memang dibuat khusus sebagai ruang diskusi, edukasi, curhat, berbagi pengalaman, saran, dan solusi melepas jerat candu judi daring. Sekaligus ruang untuk saling mengingatkan tentang bahaya judi daring. Termasuk pinjaman daring.

Andang (40), bukan nama sebenarnya, pria asal Jawa Timur, menjadi salah satu admin di grup WA tersebut. Selain berusaha melunasi sisa utang Rp 180 juta akibat bermain judi daring, Andang kini harus berjuang demi bisa pulang ke rumah dan berkumpul kembali dengan istri dan anak-anaknya.

Sepanjang hari, grup ini tak pernah sepi. Pesan baru terus masuk. Isinya beragam. Dari perkenalan anggota baru, pesan gambar, pesan video, pesan suara, stiker bergerak, hingga yang lebih serius, curhat tentang dampak judi daring.

Anggota memang dipersilakan berbagi cerita tentang niat atau upayanya berhenti bermain judi daring. Anggota-anggota lain kemudian membalas untuk saling menguatkan dan menyemangati.

Agar berjalan sesuai tujuan awal, grup itu melarang keras anggotanya mengirim segala hal terkait judi daring. Mulai dari tangkapan layar situs judi, tangkapan layar soal kekalahan atau kemenangan mereka.

Akan tetapi, ada saja anggota yang melanggar. Mereka masih mengirim konten-konten yang dilarang itu. Para admin harus bertindak menghapus pesan itu secepatnya. Andang termasuk yang paling aktif melakukan itu. Termasuk membalas pesan-pesan yang masuk.

Andang, Jumat (17/11/2023), bersedia dihubungi melalui telepon. Dia mengakui sebagai salah satu mantan pemain aktif, bahkan kecanduan judi daring. Tugas menjadi admin grup, ia kerjakan dari kamar kos-kosannya di Jombang, Jawa Timur. Di daerah itu, ia sebenarnya sedang mondok dan mengaji di salah satu pesantren. Ia melakukan itu sebagai bagian dari upaya memulihkan diri dari kecanduan pada judi daring.

Sebelum mengenal judi daring, Andang adalah seorang pengusaha barang-barang lawasan (vintage) di Jawa Timur. Ia juga hidup bahagia bersama istri dan dua anaknya. Akan tetapi, petaka itu mulai datang saat pertama kali berkenalan dengan judi daring pada awal 2020. Dari melihat teman-temannya bermain, ia tertarik mencoba.

”Rata-rata prosesnya seperti itu. Dari teman. Awalnya lihat-lihat, penasaran, dan dipelajari. Lalu mulai dari deposit kecil. Dalam perjalanan dikasih menang. Manusia ada sifat tamak sehingga maunya banyak. Tetapi, kemudian dia rugi besar. Lalu muncul keinginan bagaimana bisa balik. Tapi, bukannya makin baik, malah makin hancur,” kata Andang.

Andang juga melewati proses itu. Dari menang besar hingga kemudian berakhir hancur. Ia mengatakan, pernah menang hingga Rp 140 juta dengan modal Rp 400.000 di situs Pragmatic4D. Itu pun dalam waktu singkat, yakni 20 menit saja. Kemenangan itu membuat ketagihannya menjadi-jadi. Namun, kemudian kekalahan demi kekalahan juga ia rasakan. ”Dalam sehari, saya pernah kalah mulai dari Rp 20 juta hingga Rp 80 juta, ” kata Andang.

Menggadaikan hidup

Alih-alih berhenti, ia justru mencari cara untuk bisa terus bermain. Ia mengaku menjual dua mobil hingga menggadai sertifikat rumah. ”Saya bilang kepada istri untuk modal usaha. Saya gadaikan dan dapat Rp 100 juta. Tetapi bukan buat usaha, malah masuk ke situ (judi daring). Habis di situ,” kata Andang.

Menurut Andang, jika sudah kecanduan, main itu sudah bukan antara menang dan kalah. ”Kayak apa ya, kayak orang candu. Sehari saja tidak main, sudah hampir kayak gila setengah mati. Akhirnya bukan kalah menang kalau fase itu. Dan, candu itu tidak butuh lama. Dua kali tiga kali main sudah bisa candu,” kata Andang.

Berbeda dengan narkoba yang ada titik jera hingga proses hukum, judi sebaliknya. Ia bisa dilakukan di mana saja bisa. ”Di mushalla, rumah, tidak ada yang tahu. Efeknya juga tidak terlihat kan seperti narkoba,” katanya.

Kalau pas lagi ada duit, misalnya pernah Rp 80 juta, saya bisa 24 jam tidak berhenti.

Ia pun merasakan itu. Ia tidak lagi bermain dalam hitungan satu atau dua jam, tetapi bisa sehari semalam.

”Kalau pas lagi ada duit, misalnya pernah Rp 80 juta, saya bisa 24 jam tidak berhenti. Makan minum sudah hampir tidak sempat. Paling merokok saja. Kalau sudah masuk di game itu sudah tidak peduli lingkungan sekitar,” kata Andang.

Kondisi candu itu membuat Andang sempat ke psikiater. Akan tetapi, tidak ada solusi, kecuali harus minum obat-obatan. Ia menolak hal itu karena khawatir ketergantungan. Akibatnya, ia semakin terpuruk.

Titik terendahnya adalah saat ia sempat berpikir untuk mengakhiri hidup. Jauh lebih buruk dari pikiran untuk berbuat kriminal. ”Saya sempat berpikir untuk menjadi kurir narkoba. Itu, kan, uangnya besar. Tapi syukurlah, saya tidak ada akses ke sana,” kata Andang.

Saat masuk ke pondok pesantren pun, keinginan untuk bermain tidak serta merta hilang sehingga pengasuhnya harus menyita ponselnya selama enam bulan. Jika ingin berkomunikasi dengannya, sang istri harus menelpon ke nomor pengasuh.

Kehilangan keluarga

Jika ditotal selama bermain hampir dua tahun, nilai kerugian Andang dari judi online mencapai Rp 800 juta. Saat ini, dirinya masih memiliki utang Rp 180 juta. Istrinya punya usaha kuliner, pelan-pelan mencicilnya.

Akan tetapi, itu bukan hal terbesar yang harus dia kejar saat ini, melainkan meraih kembali kepercayaan keluarga, terutama mertua sehingga ia bisa pulang, berkumpul lagi seperti semula dengan istri dan anaknya.

Enam bulan terakhir, ia tidak diperbolehkan pulang oleh mertuanya sehingga harus tinggal di kos-kosan. ”Saya sebenarnya sudah hampir setahun ngekos dan ke pondok pesantren. Awalnya masih boleh pulang. Tapi ternyata, masih ada banyak orang datang nagih utang. Utang-utang itu juga di luar pengetahuan istri,” kata Andang.

Hal itu membuat Andang dilarang pulang oleh mertuanya. Bahkan, sempat meminta agar anaknya menceraikan Andang. Meski sangat berat, ia mengaku bisa melewati kondisi ini.

”Kalau mau benar-benar bertobat, pasti dikasih jalan. Minimal saya bisa mengajak istri dan anak tinggal serumah lagi. Saya pengin balik (ke rumah) lagi,” kata Andang.

Andang mengaku beruntung punya istri yang masih mendukungnya untuk berubah sehingga tidak mau ia sia-siakan. Istrinya masih rutin menjenguknya setiap hari ke kos-kosan. Sementara anak-anaknya yang masih duduk di bangku SMA dan SD sekali seminggu datang menengok. ”Dulu, anak perempuan saya yang paling besar bahkan sempat tidak mau mengakui saya,” kata Andang masygul.

Berdaya jerat

Aransha Karnilla Nadia Putri, psikolog, pengajar, dan pengamat cyberpsychology dari Universitas Muhammadiyah Malang, menjelaskan, permainan dalam berbagai situs judi memang dirancang sedemikian rupa sehingga berdaya jerat kuat secara psikologis dengan menstimulasi fungsi kognitif otak para pemainnya.

Hal itu bisa ditengarai melalui desain permainan judi yang menyerupai permainan gim daring pada umumnya. Mulai dari tampilan visual yang menarik, cerah dan semarak, efek audio, bahkan hingga efek getar, misalnya ketika pemain menang besar. ”Jadi, judi itu sudah digamifikasi. Sudah diberikan efek-efek yang memberikan dampak secara langsung ke kognisi kita,” kata Aransha.

Dari efek tersebut mendorong bagian hipotalamus di otak memproduksi hormon dopamin, pemicu rasa menyenangkan. ”Itulah yang dikejar orang (yang kecanduan) melalui entah judi atau lainnya. Untuk mendapatkan rasa kegembiraan itu lagi dan lagi,” kata Aransha.

Aransha menambahkan, di banyak negara, gangguan mental akibat judi daring juga menjadi isu kesehatan mental tersendiri. Biasanya pasien demikian menjalani program rehabilitasi, termasuk didorong untuk bergabung dengan grup penyokong (support group) yang terdiri dari sesama pecandu judi daring.

Aransha mencontohkan, di Jerman, isu kecanduan judi daring bahkan dianalisis telah memberi beban pembiayaan tambahan bagi sistem kesehatan negara.

Tersedia Juga:

Exit mobile version